Teras Merdeka – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, jumlah penduduk miskin di Jateng mengalami penurunan hingga 0,30 persen. Di mana pada tahun 2023, terdapat 3,79 juta penduduk miskin dan jumlahnya berkurang menjadi 3,70 juta orang (2024).
Adapun untuk angka kemiskinan ekstrem, turun dari 1,97% pada 2022, menjadi 1,11% pada 2023.
Keberhasilan tersebut mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat dengan memberikan dana insentif fiscal sebesar Rp5,6 miliar kepara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno, di sela Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
“Alhamdulillah Jawa Tengah turun angka kemiskinan ekstremnya. Jateng termasuk sembilan provinsi yang mendapat apresiasi berupa insentif, terkait dengan penurunan kemiskinan ekstrem,” katanya.
“Kita masih punya pekerjaan rumah (PR), karena angkanya belum nol persen, ini adalah PR kita bersama. Mari kita bareng-bareng (mencapai target) dengan teman-teman (pemerintah) kabupaten/ kota,” lanjutnya.
Baca Juga: Tertinggi se-Pulau Jawa, Perkembangan Nilai Tukar Petani Jateng Meningkat
Selain pemerintah provinsi, sejumlah kabupaten kota di Jawa Tengah juga mendapat apresiasi yang sama dari pemerintah pusat. Di antaranya Kota Salatiga, Kabupaten Pati, dan Wonosobo.
Sumarno menyatakan, ke depan pekerjaan rumah akan bertambah, mengingat sistem pengukuran kemiskinan ekstrem berubah menjadi berbasis pendapatan keluarga. Hal tersebut memungkinkan angka kemiskinan ekstrem akan menjadi lebih besar.
Terlepas dari itu, Sumarno berharap apresiasi yang diterima ini menjadi motivasi. Terutama, dalam mengakselerasi penghapusan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.