Teras Merdeka – Sejumlah pakar menyibgkap misteri di balik cara Nabi Musa yang membelah Laut Merah dengan tongkatnya, Rabu (29/3/2023).
Pengungkapan itu dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan komputer.
Diketahui, cerita mukjizat Musa dan Fir’aun terdapat dalam ajaran Yahudi, Kristen, dan Islam. Al-Qur’an menceritakannya dalam Surat Thaha. Injil menuturkannya dalam Exodus (Keluaran).
Peristiwa pembelahan Laut Merah yang sudah dikaji para pakar itu merujuk pada peristiwa di Exodus.
Mereka penasaran dengan cara Nabi Musa menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir’aun.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dan sudah dipublikasikan para pakar di jurnal PLOS dengan judul “Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta.”
Para ilmuwan menyusun beberapa kombinasi tipe angin serta gelombang berbeda yang bisa menghasilkan celah di dasar laut. Seperti yang terjadi dalam peristiwa yang dikenal dengan ‘Exodus’.
Selanjutnya, dilakukan rekonstruksi kondisi yang memungkinkan air membelah dan menghasilkan daratan kering di tengahnya.
Selain itu tim juga merelokasi peristiwa tersebut ke delta Sungai Nil.
Alhasil, angin kuat dari timur yang berhembus sepanjang malam dapat mendorong kembali air di laguna pantai di Mesir utara cukup lama.
Adapun kesimpulan para ilmuwan yaitu, terjadi dorongan angin dengan kecepatan 63 meter/jam dari timur di atas danau yang direkonstruksi secara digital di sepanjang area Mediterania. Sehingga bisa menyapu air kembali ke pantai barat.
Kemudian, peristiwa itu memperlihatkan dataran lumpur yang luas dan menciptakan jembatan darat yang akan tetap tinggi dan kering selama empat jam.
Para peneliti menilai hal itu cukup bagi Bani Israil berjalan melintasi dataran lumpur yang terbuka sebelum air mengalir kembali, dan menelan kavaleri Firaun.
Tetapi sayangnya, tim tidak melakukan ujicoba ini di Laut Merah karena lokasinya yang tidak cocok dengan deskripsi dalam kisah Exodus yang diceritakan dalam Bibel.
“Simulasinya cukup cocok dengan yang terjadi di Exodus,” ungkap Carl Drew yang memimpin studi tersebut.
“Pembelahan air bisa dimengerti lewat dinamika cair. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika. Menciptakan celah yang aman dengan air di kedua sisinya, lalu tiba-tiba mengembalikan air menutup seperti semula,” lanjutnya.
Sebelum studi ini dilakukan, beberapa penelitian lain juga sudah meneliti fenomena mukjizat Nabi Musa tersebut.
Salah satunya ialah studi dari pakar Rusia yang menyiratkan adanya badai dari barat laut bisa membuka karang kecil di dekat kanal Suez modern, dan memberi orang Israel penyeberangan.
Tetapi Drew mengatakan jika itu yang terjadi, Bani Israil akan tertiup oleh angin tersebut. Di saat yang sama, kisah Exodus juga menyebut keberadaan angin dari timur.
“Jika Anda ingin mencocokkan dengan apa yang ada di Injil, Anda butuh angin dari timur,” jelasnya sebagai dikutip dari CNN Indonesia yang Mengutip The Guardian, Rabu (29/3/2023).